Kamis, 17 Juni 2010

BERITA WORLD CUP 2010


AFP
Penyerang Argentina, Lionel Messi, melepas umpan, peda pertandingan babak penyisihan grup Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, melawan Korea Selatan, Kamis (17/6/2010).
Jumat,18 Juni 2010 | 06:55 WIB
Tanpa Gol, Messi Tak Tenggelam

JOHANNESBURG, KOMPAS.com — Penyerang Argentina, Lionel Messi, memang belum mencetak satu gol pun dari dua pertandingan fase grup Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Meski begitu, ia tetaplah nyawa permainan "Albiceleste".

Di Piala Dunia ini, Argentina berada di Grup B bersama dengan Korea Selatan (Korsel), Yunani, dan Nigeria. Sejauh ini, mereka sudah bertemu Korsel dan Nigeria dengan rekor kemenangan seratus persen.

Pada pertandingan melawan Nigeria, Argentina menang 1-0 berkat gol bek Gabriel Heinze. Namun, sepanjang permainan, Messi bergerak begitu dinamis, indah, dan riang, baik untuk membuka ruang untuk rekan-rekannya maupun mencoba mencetak gol.

Tercatat, pada pertandingan itu, ia melepaskan empat tembakan tepat ke gawang dari delapan kali percobaan. Seandainya bukan karena kiper Vincent Enyeama, Messi mungkin mencetak setidaknya satu gol untuk timnya.

Pada pertandingan kedua, Argentina menang 4-1 atas Korsel. Meski tak menyarangkan bola ke gawang Jung Sung-ryong, Messi adalah kreator semua gol tersebut.

Gol pertama Argentina memang merupakan gol bunuh diri penyerang Park Chu-young pada menit ke-16. Gol itu terjadi karena Park Chu-young salah mengantisipasi tendangan bebas Messi.

Pada menit ke-32, Gonzalo Higuain menggandakan keunggulan Argentina menjadi 2-0. Gol itu bermula dari umpan Messi kepada Maxi Rodriguez. Maxi kemudian melepas umpan ke kotak penalti, yang dapat dijangkau dan diteruskan Nicolas Burdisso kepada Higuain, yang mengirimnya masuk ke gawang Korsel.

Argentina sempat kecolongan gol balasan Korsel yang dicetak Lee Chung-ryong pada menit ke-45. Namun, Argentina kembali berhasil menjauhkan diri berkat gol Higuain pada menit ke-76. Higuain mencetak gol kedua ini setelah memanfaatkan tembakan Messi, yang diblok Jung.

Empat menit kemudian, Higuain mencetak gol ketiganya yang membuat Argentina unggul 4-1. Gol kali ini bermula dari tendangan bebas Messi dari wilayah pertahanan sendiri kepada Sergio Aguero di wilayah musuh.

Begitu menguasai bola, Aguero menyodorkan bola kepada Higuain, yang langsung meneruskan bola kepada Messi. Messi kemudian kembali mengirim bola kepada Aguero. Begitu mengusai bola, Aguero meneruskannya kepada Higuain, yang kemudian melesakkan bola masuk ke gawang Korea.

Selain itu, Messi juga sempat melakukan sebuah aksi spektakuler, yaitu melewati lima pemain Korsel. Hal ini mengingatkan banyak kalangan kepada aksi legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, yang pernah melakukan hal serupa saat melawan Belgia pada Piala Dunia 1986.

Bagi klubnya, Messi adalah mesin gol yang terus beroperasi dan berproduksi. Namun, di Piala Dunia ini, ia rela melepaskan egonya dan dengan penuh kesadaran, mengambil peran sebagai "pelayan". Itu membuatnya tetap, atau bahkan mungkin semakin, besar, setidaknya di mata Maradona, yang kini menjadi pelatih Argentina.

"Saya ingin Messi berada sedekat mungkin dengan bola. Selama ia mendapatkan kesenangan, kami semua akan bersenang-senang. Sepak bola tak akan indah kecuali Messi menyentuh bola sepanjang waktu. Ia tampil ajaib hari ini di lapangan," sanjung Maradona. (TEL)

TUR

Editor: tjatur

Selasa, 15 Juni 2010

H+4 worl cup 2010


Bek Korea Utara, Ji Yun-Nam, merayakan golnya ke gawang Brasil, bersama pelatih Kim Jong-Hun, Selasa (15/6/2010).
Rabu,16 Juni 2010 | 06:09 WIB
Korea Utara, Si Bisu yang Menampar Indonesia

JOHANNESBURG, KOMPAS.com - Undian Piala Dunia 2010 Afrika Selatan menentukan Korea Utara harus berada segrup dengan Portugal, Pantai Gading, dan Brasil. Grup ini kemudian disebut banyak orang sebagai grup neraka.

Grup neraka biasanya diisi oleh tim-tim yang punya reputasi juara atau pemain-pemain bertalenta dan ternama. Mengacu ini, lantas di mana keistimewaan Korea Utara?

Jawabannya tak ada. Satu-satunya yang membuat Korut istimewa adalah karena mereka misterius. Jangankan mengorek sejarah atau taktik, untuk membuat para pemain, pelatih, atau staf kontingen mereka bicara pada konferensi pers pun susahnya setengah mati.

Ketertutupan itulah yang membuat mereka "dicurigai" punya senjata rahasia yang bakal mengejutkan Ricardo Kaka, Cristiano Ronaldo, atau Didier Drogba.

Ketika jadwal penyisihan grup menentukan Korut harus bertemu Brasil pada kesempatan pertama, banyak orang yang memprediksi mereka cuma akan menjadi lumbung gol "Tim Samba".

Prediksi itu bukan tanpa dasar. Melihat statistik FIFA, Brasil menduduki puncak daftar peringkat tim dunia. Korut sendiri berada di posisi ke-85. Setidaknya, selisih keduanya lebih lebar ketimbang jarak antar Portugal (ke-5) dan Pantai Gading (ke-22).

Namun, statistik tinggal statistik. Fakta sesungguhnya, yaitu kedua tim bertanding, Selasa (15/6/2010), mengatakan bahwa Korea cuma kalah dengan selisih satu gol dari Brasil. Namun, skor saja tak cukup menggambarkan betapa kekuatan Korea Utara tak bisa dipandang sebelah mata.

Pada pertandingan itu, Brasil harus bersusah payah menyarangkan gol ke gawang RI Myong Guk. Setelah dipaksa menutup babak pertam dengan skor imbang 0-0, Brasil akhirnya memecah kebuntuan berkat gol Maicon pada menit ke-55.

Moral Brasil semakin melambung, ketika Elano menggandakan keunggulan pada menit ke-72. Namun, keadaan ini tak membuat Korut menyerah.

Sambil tetap menjaga disiplin permainan, mereka mampu memperpendek jarak menjadi 1-2, berkat gol JI Yun Nam pada menit ke-89. Setelah itu, mereka masih terus bermain ngotot, sampai dipaksa mengerem larinya sendiri ketika wasit Viktor Kassai membunyikan peluit tanda berakhirnya laga.

Korea memang kalah dan belum tentu mendulang kemenangan pada dua laga sisa, di mana Portugal dan Pantai Gading sudah menanti. Namun, mencetak gol balasan ke gawang raja Piala Dunia, dalam keadaan tertinggal dua gol dan dengan sisa waktu satu menit adalah prestasi.

Bagi Indonesia, pencapaian Korea Utara adalah tamparan bolak-balik seperti Asterix menampar orang-orang Romawi, dalam cerita karangan Rene Goscinny dan Albert Uderzo.

Korea yang kesulitan mengakses siaran Piala Dunia dan setengah mati meminta restu negara untuk mencari (dan mendapatkan) sponsor, mampu mencapai Afrika Selatan dan mencetak gol ke gawang Brasil, setelah ketinggalan 0-2, dan menjelang masa injury time pula.

Indonesia,yang punya semuanya (kecuali mungkin semangat dan kejujuran), mulai dari sumber daya manusia, sponsorhip, suporter, dan akses informasi yang jauh lebih luas ketimbang korut, malah berharap tampil di Piala Dunia dengan memenangi bidding tuan rumah. Ironisnya, untuk melewati jalan pintas seperti itu pun, Indonesia juga gagal.

Korea Utara mungkin taka akan meraih poin lagi di dua pertandingan sisa dan gagal melaju ke putaran kedua. Namun, mereka tetap berhak pulang dengan kepala tegak karena dengan segala keterbatasannya, mereka mampu menjebol gawang Julio Cesar, yang Lionel Messi pun gagal melakukannya.

Dan, sementara nanti JI Yun Nam bercerita kepada junior-juniornya, anak-cucunya, atau tetangga-tetangganya, bagaimana ia menjebol gawang jawara Piala Dunia dengan pertandingan cuma menyisakan satu menit, Indonesia mungkin masih cuma sibuk membuat proposal untuk mendatangkan Manchester United atau melobi FIFA untuk menjadikan Indonesia tuan rumah Piala Dunia.

Tentu, kita berharap Indonesia akan lebih baik dari itu. (*)
Reff.
Editor: tjatur
http://worldcup.kompas.com/read/2010/06/16/06092457/Korea.Utara..Si.Bisu.yang.Menampar.Indonesia

kumpulan blog-blog Indonesia

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia

One Love